Skip to main content

Posts

Showing posts from 2015

(artikel) Pender Froject..... part 1

Alkisah, suatu hari di Kaskus, gw lagi browsing2... nemu sebuah ploduk yang cukup menarik: Jazz Bass Custom 70's Sebuah Jazz Bass custom yang terbuat dari kayu sungkai. Menarik kan? Apalagi bagi pecinta serat kayu macam gw gini..... Fretboardnya Maple lg. Udah kebayang kan suaranya pasti centang-centing.... Dijual tanpa pickup. Ane tawar dah di bawah 1 jt..... dan dikasih..... Horeeeee..... Akhirnya, ga berapa lama, barangnya sampe rumah..... dengan bersemangat ane buka.... Eng ing eng..... Maap, ini bukan Fender, ini mah Pender, da palsu atuh.... Setelah menerimanya, ternyata, yah................. ada deh cacat sana sininya: 1. Body bass penuh dengan lubang2 eks baut..... haiyaaa... kayaknya orangnya pernah ganti pickguard beda ukuran..... Lubang epriwer.......... omaygat...... 2. Bridge miring, pas dilihat, karena 2 dari 4 screwnya udah loose. Pas gw coba lepas, susah bgt, karena si bagian kembangan yang buat nempelin obeng itu udah hancur, sehingga ga bi

(artikel) Bass dari Kayu Trembesi

Hari ini, waktu lagi jalan-jalan di Kaskus, gw ngelihat satu iklan jualan dari Agan Kancutbau (beneran namanya ini......). Agan ini jualan body jazz bass dari kayu trembesi: Pinjem gambarnya ya ooom....... Wow 1 pcs bodywood..... Cocok buat yang Serat Kayu Fetish... Kalo dilihat, menarik banget serat kayunya. Warnanya sedikit lebih muda dari mahogany, dengan serat kayu yang tegas. Nah, karena tertarik, gw langsung WA sama juragannya.... ternyata oom kancutbau (beneran namanya ini.....) sangat asik diajak ngomong. Dia menjelaskan kalau orang luar suka menyebutnya saman wood. Ini bukan saman wood. Ini tari saman. Nah, ane pingin tau tuh karakter suaranya..... Oom Kancutbau (beneran lho ini namanya....) bilang, karakternya itu mirip Ash, dengan sustain yang tidak terlalu panjang. Jadi cocok buat Jazz/Pop. Mungkin buat funk cocok juga ya, karena karakter macam Ash asik buat maen slap. Jadi, karakternya beda banget sama mahogany yang sustain panjang dengan low yang kuat. FY

(artikel) Made in Indonesia......

Kalau kita dengar tentang good quality instrument, pasti kita sebagai pemain bass langsung terbayang 3 huruf ini: MIA dan MIJ. Kalau bisa punya Fender MIA, rasanya Batas Psikologis Pemain Bass (BPPB) sudah terlampaui..... padahal maennya masih cupu.... Nah, sebagai pemain bass yang dilahirkan di Tanah Air Indonesia tercinta, dibesarkan di Indonesia, dan mencari sesuap nasi (dan segenggam berlian) di Indonesia juga........, pastilah kita pernah dengar sama bass MII (Made in Indonesia), tentunya ini artinya Bass yang diproduksi di Indonesia, menggunakan tenaga kerja Indonesia, bahkan kadang-kadang kayu yang ada di Indonesia. Batik Bass Contohnya: Merk Asing 1. Bass-bass Yamaha seri BB424 sampai 1024X, RBX, RBX4 A2 2. Bass Sterling by Musicman 3. Bass Squier Vintage Modified 4. Bass Cort keluaran di atas 2010 (kalo ga salah ya) 5. Bass GnL Tribute L2000, L2500, dan JB2 Merk Lokal: 1. Bass Artrock 2. Bass Gilmore 3. Bass Rockwell 4. Bass Nats Nah, kira-kira bagus gak

TERJUAL Squier Classic Vibe Jazz Bass 60's

Hi All, Gw punya dagangan baru neh...: Eng ing eng...... Squier Classic Vibe Jazz Bass 60's Si Cantik yg bodynya putih mulus...... Spec: Body Material: Basswood Body Finish: Gloss Polyester Body Shape: Jazz Bass® Neck Neck Material: Maple Neck Finish: Gloss Polyester Neck Shape: Modern "C" Scale Length: 34" (864 mm) Fingerboard: Rosewood Fingerboard Radius: 9.5" (241 mm) Number of Frets: 20 Fret Size: Vintage-Style String Nut: Synthetic Bone Nut Width: 1.5" (38.1 mm) Position Inlays: White Dot Neck Plate: 4-Bolt Standard Electronics Bridge Pickup: Custom Single-Coil Jazz Bass Neck Pickup: Custom Single-Coil Jazz Bass Controls: Volume 1. (Middle Pickup), Volume 2. (Bridge Pickup), Master Tone Pickup Configuration: SS Hardware Bridge: 4-Saddle HiMass with Brass Barrel Saddles Hardware Finish: Chrome Tuning Machines: Vintage-Style Pickguard: 4-Ply Tortoiseshell Control Knobs: Black Plastic Miscellaneous Unique Feat

(artikel) Why Fretless?

Karena JnD Jazz Bass gw kebanyakan nganggur di rumah, makanya kemaren ane jual di Kaskus. Tapi setelah ditunggu 2 bulan, ga ada tuh yang nawar. Padahal barangnya bagus banget dan pickupnya udah pake diMarzio Ultra Jazz Noiseless. Si cantik ga laku-laku..... Akhirnya karena frustrasi ga ada yang mo beli, tiba-tiba terpikirlah sebuah ide gila, yaitu: Gimana kalo gw Fretlessin ajah...... Akhirnya setelah mencari-cari info di Internet, ketemulah cara mengubah fretboard dari fretted menjadi fretless: Langkah 1: Cabutin Fretnya.  Cara paling mudah adalah nempelin solder ke fretnya, untuk mencairkan lemnya, sehingga mempermudah pencabutan fret. Langkah 2: Isi celah bekas Fret. Nah, bekas fretnya kan bolong, say.... kalo lu ga tambal, sampe kiamat juga dia akan bolong terus. Jadi, lubang bekas fretnya itu harus lu tambel. Nambelnya pake apa??? Disarankan pake 3 jenis benda ini: a. Wood Putty (dempul kayu) b. Veneer kayu c. Plastik (PVC) Nah kebetulan waktu ane bikin fretl

(artikel) Brand Guide - Electric Bass (Part 3)

Sekarang mari kita ngebahas merk-merk muahalll yang kira-kira lu orang ga sanggup belinya.... hahahahaha..... (gw juga................) 1. Fodera Look at this beauty.... Nama Fodera ini sudah melekat pada bassist-bassist kenamaan, seperti: Victor Wooten, Richard Bona, Mike Pope. Merk Fodera ini dirintis oleh om Vinnie Fodera sama om Joey Lauricella. Khasnya dari Merk Fodera ini adalah adanya inlay kupu-kupu di headstocknya.... Gara-gara dihinggapi kupu-kupu jadi mahal harganya... Dari tahun 1983, kurang dari 3000 unit dihasilkan mereka. Makanya bass merk ini keluar di dalam limited edition, dan biasanya sesuai dengan pesanan. Meskipun begitu mereka juga menyediakan standard model yang bukan custom order, mulai tahun 2011. Dengan begitu loe bisa punya bass Fodera dengan harga lebih murah.... yah paling murah sekitar... USD 4850...... murah yaa................................ (Mulut tersenyum, hati menangis), dibandingin sama yang custom shop yang harganya berkisar USD 7850

TERJUAL - Elioth PR-70/BK Precision with choice....

My first Bass, is a Yamaha BB300. It is the first bass that I've ever owned and touched. Bass itu adalah bass precision dengan hanya sepasang split coil pickup yang berada di dekat neck. I love my old Yammie (yang namanya si Blackie), the sound is very nice. Namun, seiring jalannya waktu, ternyata Blackie sudah kurang versatile. Apalagi ane maen all genre. Tetapi ada "sesuatu" dari bass tipe precision, yang tidak bisa gua buang dari hidup gw. Gw coba bass-bass lain, seperti Fender JB, Cort A4, dll, tapi tetap saja ada sesuatu dari Precision yang ga bisa gw buang, tapi ane butuh suara yang lebih flexible dan versatile.... Nah, kalo mau beli Fender Precision Deluxe, ane ga punya duit.... cuy.... (harus punya bokap kaya raya dulu). So I searched through the internet and found this black beauty bass.... Elioth PR70. ELIOTH PR70/BK Yang pertama ane lihat adalah: Wow, So many control for Precision Bass. Ternyata bass ini menggunakan 3 band Preamp dengan Switch

TERJUAL - Yamaha RBX4 A2 - Heavyweight champion with a light body weight....

SUDAH LAKU...... Hore...... Sold to Agan Donny di Ciputat Man, sebagai manusia yang sudah mule lanjut usia.... Maen Fender 5 senar pake strap sambil berdiri selama 2 jam bikin bongkok juga lho. Apalagi Bass itu lebih berat daripada gitar.  Tapi biasanya kita-kita ini percaya mitos: "Semakin berat body bass lo, semakin manteb sustainnya" atau "Semakin berat body bass lo, semakin gahar suaranya" Nah, orang-orang Jepun di Yamaha mulai memikirkan hal ini. Gimana ya caranya bikin bass, sustainnya mantab, suaranya gahar, tapi ga bikin bongkok. Karena kasian pemain bass itu, udah mah kalo di panggung jarang kelihatan, kalo ada yang bawa kamera juga jarang nyorot bassist. eh.... udah gitu bongkok lagi..... Oma dulunya Bassist, cu........ Nah, akhirnya diciptakanlah sebuah bass, dengan bobot hanya sekitar 3.2 kg, tetapi tetap memiliki sustain panjang dan karakter suara yang natural...... Namanya: RBX4 A2 (4 senar) dan RBX5 A2 (5 senar) Beautiful, isn't