Skip to main content

TERJUAL - Elioth PR-70/BK Precision with choice....

My first Bass, is a Yamaha BB300. It is the first bass that I've ever owned and touched. Bass itu adalah bass precision dengan hanya sepasang split coil pickup yang berada di dekat neck. I love my old Yammie (yang namanya si Blackie), the sound is very nice. Namun, seiring jalannya waktu, ternyata Blackie sudah kurang versatile. Apalagi ane maen all genre. Tetapi ada "sesuatu" dari bass tipe precision, yang tidak bisa gua buang dari hidup gw.

Gw coba bass-bass lain, seperti Fender JB, Cort A4, dll, tapi tetap saja ada sesuatu dari Precision yang ga bisa gw buang, tapi ane butuh suara yang lebih flexible dan versatile....

Nah, kalo mau beli Fender Precision Deluxe, ane ga punya duit.... cuy.... (harus punya bokap kaya raya dulu). So I searched through the internet and found this black beauty bass.... Elioth PR70.

ELIOTH PR70/BK



Yang pertama ane lihat adalah: Wow, So many control for Precision Bass. Ternyata bass ini menggunakan 3 band Preamp dengan Switch aktif pasif. Sekali lagi.... wow. So, Kalo gw lagi mau rasa tradisional, gw matiin aja preampnya, dan go passive..... Kalo gw butuh versatility, gw nyalain preampnya. Beres.

Dari Kiri ke Kanan: Bass, Mid, Active/Passive Switch, Treble, Bawah Tone, Atas Volume


Kayunya adalah kayu basswood. Hmm, mungkin lu orang mengernyit sambil bilang, basswood? Yes, Basswood. Basswood memang bukan pilihan untuk high-end bass, tetapi karena karakternya mirip mahogany, maka sangat cocok buat Bass Precision, karena memberi tone yang warm. Karakter Tonal Low agak Mid yang bulat merupakan karakteristiknya.
Tampilan Depan - (Pickguardnya masih diplastikin)

Tampilan Belakang, dengan Neck Plate bertuliskan Elioth dan tempat Batere 9V


Pickupnya adalah Pickup Split Coil dari Snyder Ultra, seperti yang lazim digunakan di alat musik Dame, Clive, dan Elioth. Pickup ini menurut gw sih cukup memberikan nuansa Mid High yang cukup kentara, sehingga mengkompensasikan tonal Basswood yang cenderung Low Mid. Penggunaan Pickup ini, membuat tone yang dihasilkan menjadi lebih balance.
Snyder Ultra Split Coil


Bridgenya adalah Wilkinson dengan brass saddle. Bridge ini memang berbentuk vintage banget, tapi sustain yang ditimbulkannya panjang banget. Tapi memang dengan saddle brass, harus rajin dilap ya, supaya ga berubah warnanya

Bridge Wilkinson WBBC

Machine Headnya standar 4 inline dengan kode JBL-200. Kelihatannya part ini diambil dari Korea dengan merk Jin Ho JBL-200.

Machine Headnya

Tampilan Head bagian depan, dengan Decal Chrome Khas Elioth... Cakep ya...

Sample Soundnya:


Kebetulan ane punya dua. Yang satu ane pake pribadi, yang satu mau ane jual.......

Harga?
Ga mahal... cuman Rp. 2.200.000 - SUDAH LAKU YA.....

Ini barang baru ya... masih perawan

Kelengkapan:
Dus + Kabel + Kunci L (2biji) + Batere 9v baru

Hubungi:
0815-1370-2246 (WA & SMS)

Kalo mau tanya-tanya silakan aja.... gw mah siap menjawab.







Comments

Popular posts from this blog

(artikel) Pickup Bass? Binatang apa itu?

Kendala lain ketika kita memilih bass adalah memilih tipe pickup yang sesuai dengan selera kita. Masalahnya adalah mungkin bagi para pemula yang baru mau membeli bass pertamanya, beli yang mana ya? Banyak banget macemnya, ada yang kotak panjang dua biji, ada yang kotak kecil dua biji naronya ga rata, ada yang kotak besar, ada yang jumbo totol-totol logam gede-gede. Emangnya bedanya di mana sih? Ngaruh ga seh? Kok ada yang pake batere? Kok ada yang naronya miring? Kok ada yang kalo dinyalain berisik banget? Bartolini? DiMarzio? Lindy Fralin? Siapa itu? Aaaaaargghhhhh............... Mari kita melihat satu persatu 1. Precision Single Coil Pickup beginian udah agak jarang. Tapi ini cikal bakal Bass merek Fender pada tahun 1951. Bass yang pakai pickup ini contohnya Bass Precision yang dipake sama Sting: tuh contohnya.... Tapi beli Fender signature yah, siapin budget lebih deh..... tapi buat ente yang duitnya mayan cekak (gua mengerti kok.... bagaimana rasanya jadi bass

(artikel) Made in Indonesia......

Kalau kita dengar tentang good quality instrument, pasti kita sebagai pemain bass langsung terbayang 3 huruf ini: MIA dan MIJ. Kalau bisa punya Fender MIA, rasanya Batas Psikologis Pemain Bass (BPPB) sudah terlampaui..... padahal maennya masih cupu.... Nah, sebagai pemain bass yang dilahirkan di Tanah Air Indonesia tercinta, dibesarkan di Indonesia, dan mencari sesuap nasi (dan segenggam berlian) di Indonesia juga........, pastilah kita pernah dengar sama bass MII (Made in Indonesia), tentunya ini artinya Bass yang diproduksi di Indonesia, menggunakan tenaga kerja Indonesia, bahkan kadang-kadang kayu yang ada di Indonesia. Batik Bass Contohnya: Merk Asing 1. Bass-bass Yamaha seri BB424 sampai 1024X, RBX, RBX4 A2 2. Bass Sterling by Musicman 3. Bass Squier Vintage Modified 4. Bass Cort keluaran di atas 2010 (kalo ga salah ya) 5. Bass GnL Tribute L2000, L2500, dan JB2 Merk Lokal: 1. Bass Artrock 2. Bass Gilmore 3. Bass Rockwell 4. Bass Nats Nah, kira-kira bagus gak

(artikel) Kayu pembentuk Body bass...

Ketika kita memilih Bass, baik mau membeli yang baru atau membangun yang baru (custom), pastilah memeriksa spesifikasi dari Bass tersebut. Spesifikasi yang biasanya pertama kali muncul adalah material pembentuk body bass . Secara umum, biasanya Body Bass terbentuk dari 2-3 pcs kayu yang dilem sehingga memenuhi ukuran yang pas untuk dibentuk. Semakin banyak kayu yang dilem, semakin buruk resonansinya (biasanya). Meskipun beberapa builder telah melakukan riset, agar proses penempelan ini tidak berpengaruh terhadap resonansi. Misalnya untuk Yamaha BB1024x (bisa lihat di websitenya Yamaha). Pada beberapa builder tertentu, body bass ini ditempel lagi pada bagian permukaan depan dengan kayu lain (disebut laminated top), untuk kepentingan estetika (supaya bassnya kelihatan gagah dan keren) atau untuk memberi pengaruh suara yang belum dapat diberikan oleh kayu utama. Biasanya laminated top yang hanya untuk estetika hanya berupa veneer kayu dengan ketebalan 0.6 mm, karena ketebalan ini