Skip to main content

(artikel) Made in Indonesia......

Kalau kita dengar tentang good quality instrument, pasti kita sebagai pemain bass langsung terbayang 3 huruf ini: MIA dan MIJ. Kalau bisa punya Fender MIA, rasanya Batas Psikologis Pemain Bass (BPPB) sudah terlampaui..... padahal maennya masih cupu....

Nah, sebagai pemain bass yang dilahirkan di Tanah Air Indonesia tercinta, dibesarkan di Indonesia, dan mencari sesuap nasi (dan segenggam berlian) di Indonesia juga........, pastilah kita pernah dengar sama bass MII (Made in Indonesia), tentunya ini artinya Bass yang diproduksi di Indonesia, menggunakan tenaga kerja Indonesia, bahkan kadang-kadang kayu yang ada di Indonesia.
Batik Bass

Contohnya:
Merk Asing
1. Bass-bass Yamaha seri BB424 sampai 1024X, RBX, RBX4 A2
2. Bass Sterling by Musicman
3. Bass Squier Vintage Modified
4. Bass Cort keluaran di atas 2010 (kalo ga salah ya)
5. Bass GnL Tribute L2000, L2500, dan JB2
Merk Lokal:
1. Bass Artrock
2. Bass Gilmore
3. Bass Rockwell
4. Bass Nats

Nah, kira-kira bagus gak sih Bas MII itu?

Gini deh bro, suatu hari Mr Ed Friedland mereview Yamaha RBX4 A2, dan ketika dia membahas bahwa bass tersebut dibuat di Indonesia, Mr Ed bilang begini:
"The Bass was made in Indonesia, and I think this means that it's not trash....." Lihat deh di menit 1:50


Mr Ed yang merupakan pereview profesional aja bilang kalo bass yang dibuat di Indonesia, bukan kelas main-main.


Secara umum kita bagi dua bahasan deh:

1. Merk Asing tapi diproduksi di Indonesia
Nah, ini banyak. Perlakuannya beda-beda. Ada yang barang-barangnya diimpor dari luar, cuman kayunya aja diproduksi di Indo. Ada yang partnya dibuat di Indonesia juga. Ada yang Final Inspectionnya di Indonesia, ada yang Final Inspectionnya di negara asal. Konon GnL sama Sterling by MusicMan, termasuk yang produksinya di Indo, tapi dikirim lagi ke US untuk disetting akhir sekaligus diQC di sana. Yamaha katanya termasuk yang diQCnya di Indonesia. Tapi itu ga mengurangi mutu kok. Kualitas tetap terjamin. Efeknya apa? Otomatis harga instrumen yang diQC di Indo akan lebih murah harganya, karena ga ada unsur biaya transport. Kebayang deh, kalo diproduksi di Indo, abis itu dikirim ke US untuk diQC, abis itu dikirim lagi ke Indo untuk dijual, biaya transportnya kan guedhe.....

Nah, ayo kita ngomong kualitas. Mr Ed di atas udah kasih informasi, bahwa MII itu keren lho.
Beberapa orang malah bilang daripada beli bass Made in China (MIC), katanya lebih mending MII. Tapi bagaimanapun, semuanya pasti udah diQC sama pemilik merknya.


2. Merk Lokal
Nah, gimana merk lokal macam Gilmore, Nats, Rockwell, dan Artrock? Beberapa produsen sih sudah diakui ya, khususnya Nats. Beredar dari mulut ke mulut, dan endorsement dari beberapa artis, Bass Nats udah diakui sebagai bass aseli Indo yang memiliki kualitas tinggi. Ga aneh harga jualnya juga tinggi.

Kalo merk lain gimana? Setau gw, bass-bass aseli Indonesia memiliki kualitas yang bagus, kayunya bagus, pengerjaannya juga bagus.

Sayangnya cuman satu hal, sulit sekali mendapatkan informasi tentang bass-bass tersebut. Sejauh ini sangat sulit mencari spek lengkap tentang bass lokal, apalagi reviewnya di Youtube.

Contohnya, suatu hari temen ane si bang Tono dari Bali mau barteran bassnya dia yang adalah Artrock Alex Kuple Signature Studio Bass (Seri Bolt on) untuk tukeran sama bass yamaha gw. Ngelihat tampilannya sih oke cuy, neh:
Keren kan?
Masalahnya, ane ga tau speknya apa, jadi gw cari tuh di Internet tentang produk ini. My goodness, ga ada info secuilpun tentang bass ini. Kalo gw searchnya Artrock alex Kuple, keluarlah yang varian neckthru.
Nah, mencari info ini aja susah banget, apalagi mencari reviewnya di Yutub. Lebih ga ada lagi.

Nah, Prens, gw yakin ploduk-ploduk Indonesa ini bagus-bagus. MASALAHNYA, kurang publikasi di Internet dan di media. Ayo, dong kita-kita yang punya bass buatan Indonesia untuk mulai "menyombongkan" bass-nya di medsos or media yang lain.....



Comments

  1. yg sangat disayangkan mencari gitar MII sangat sulit di negara kita sendiri..gw udah buktikan dgn mencari selama 5 hari...dapetnya semua yg bekas...yg barunya sulit banget dapetnyA..aneh kan ?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

(artikel) Pickup Bass? Binatang apa itu?

Kendala lain ketika kita memilih bass adalah memilih tipe pickup yang sesuai dengan selera kita. Masalahnya adalah mungkin bagi para pemula yang baru mau membeli bass pertamanya, beli yang mana ya? Banyak banget macemnya, ada yang kotak panjang dua biji, ada yang kotak kecil dua biji naronya ga rata, ada yang kotak besar, ada yang jumbo totol-totol logam gede-gede. Emangnya bedanya di mana sih? Ngaruh ga seh? Kok ada yang pake batere? Kok ada yang naronya miring? Kok ada yang kalo dinyalain berisik banget? Bartolini? DiMarzio? Lindy Fralin? Siapa itu? Aaaaaargghhhhh............... Mari kita melihat satu persatu 1. Precision Single Coil Pickup beginian udah agak jarang. Tapi ini cikal bakal Bass merek Fender pada tahun 1951. Bass yang pakai pickup ini contohnya Bass Precision yang dipake sama Sting: tuh contohnya.... Tapi beli Fender signature yah, siapin budget lebih deh..... tapi buat ente yang duitnya mayan cekak (gua mengerti kok.... bagaimana rasanya jadi bass...

(artikel) Kayu pembentuk Body bass...

Ketika kita memilih Bass, baik mau membeli yang baru atau membangun yang baru (custom), pastilah memeriksa spesifikasi dari Bass tersebut. Spesifikasi yang biasanya pertama kali muncul adalah material pembentuk body bass . Secara umum, biasanya Body Bass terbentuk dari 2-3 pcs kayu yang dilem sehingga memenuhi ukuran yang pas untuk dibentuk. Semakin banyak kayu yang dilem, semakin buruk resonansinya (biasanya). Meskipun beberapa builder telah melakukan riset, agar proses penempelan ini tidak berpengaruh terhadap resonansi. Misalnya untuk Yamaha BB1024x (bisa lihat di websitenya Yamaha). Pada beberapa builder tertentu, body bass ini ditempel lagi pada bagian permukaan depan dengan kayu lain (disebut laminated top), untuk kepentingan estetika (supaya bassnya kelihatan gagah dan keren) atau untuk memberi pengaruh suara yang belum dapat diberikan oleh kayu utama. Biasanya laminated top yang hanya untuk estetika hanya berupa veneer kayu dengan ketebalan 0.6 mm, karena ketebalan ini ...